Saturday, August 6, 2016

Jungwok; Misteri Sebuah Nama (1-3)

Suasana di sekitar masih tampak gulita ketika saya perlahan membuka mata, dan berusaha keluar dari Sleeping Bag, “kepompong” yang sejak semalam membungkus tubuh saya dan melindunginya dari terpaan angin pantai. Saya segera membangunkan beberapa teman sambil lalu bergegas menuju arah pantai dimana ombak sejak semalam berdebur dengan begitu keras menghantam karang. Tidak ada pilihan lain di pagi buta ini saya terpaksa berwudhu dengan air laut karena sejak semalam saya tidak menemukan air tawar di sekitar pantai. Lamat-lamat gundukan pulau kecil yang berada tidak jauh dari pantai tempat saya berwudhu membuat diriku bergidik, perlahan pulau itu tampak semakin nyata menyerupai raksasa terjaga di tengah lautan.

Pagi perlahan menyeruak membuka hari baru, satu persatu wujud segala benda dan suasana di sekitar pun mulai menampakkan diri. Ombak, Karang, hamparan pasir pantai, dan deretan gubuk tempat penduduk sekitar berjualan kini tampak nyata di pelupuk mata. di salah satu sudut gubuk itulah semalam saya menggelar sleeping bag lalu terlelap begitu saja dibuai nyanyian ombak, sebab kami memang tidak membawa tenda yang cukup untuk segenap rombongan kami yang berjumlah 12 orang.




Satu persatu teman-teman rombongan yang tidur di berbagai sudut pantai mulai terbangun dari tidur lelapnya. Dan mulai berkumpul di deretan kursi beton yang berada tepat di bibir pantai menghadap laut lepas. Kopi, rokok, dan obrolan tentang perjalanan semalam hingga kami sampai di tempat ini mulai menjadi topik pembicaraan kami menyambut hari di pagi yang indah ini.

Jungwok! Begitulah nama tempat ini. Sebuah nama yang entah dari mana asalnya? Entah siapa pemberinya? Nama ini seakan tersemat begitu saja tanpa ada  yang tahu asal-usulnya. Hal ini saya simpulkan setelah belakangan beberapa teman sempat bertanya pada penduduk sekitar perihal asal-usul kata “Jungwok” berikut artinya. Namun tidak seorang pun dari mereka yang mengetahui kenapa lantas tempat ini bernama Jungwok. Yang mereka tahu hanyalah Pantai Jungwok! Begitulah orang-orang dan warga sekitar menyebut tempat yang menjadi destinasi kami untuk melepaskan diri dari hiruk pikuk perkotaan untuk sementara waktu.


Belakangan dari papan pemandu yang ada di salah satu sudut pantai saya baru tahu kalau Pantai jungwok adalah salah satu pantai selatan bagian dari pegunungan sewu. Lokasi Pantai ini terletak di sebelah timur pantai Wediombo dan sebelah barat pantai Greweng. Dan Secara administrasi Pantai Jungwok termasuk ke dalam wilayah Desa Jepitu, kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. Akses ke pantai ini cukup sulit mengingat pantai ini masih termasuk pantai baru di kawasan Gunung Kidul. Jalan masuknya pun masih berupa jalanan berbatu yang cukup terjal karena masih belum beraspal, bagi para pengguna motor matic sangat tidak direkomendasikan sesuai dengan pengalaman saya semalam.

Hari masih pagi, Sunrise harusnya sudah muncul, namun sepertinya saya kurang beruntung karena pagi ini mendung bergelayut menutupi langit Pantai Jungwok. Tapi itu tidak mengurangi kebahagiaan kami yang sudak sejak semalam ngecamp di bibir pantai ini. Semakin siang saat matahari sedikit demi sedikit mulai menampakkan diri kami mulai bergerak ke bibir pantai sambil lalu masih ditemani rokok, kopi, dan debur ombak yang tiada henti dengan kerasnya menghantam bagian tebing pulau kecil yang berada tidak jauh dari pantai tempat kami ngobrol ngolor ngidul. Sayang sekali, antara rokok dan kopi, saya hanya bisa menikmati salah satunya, yaitu : kopi, karena sudah lama sekali saya bertobat menjadi bagian dari para pecandu nikotin.




Semakin siang kami semakin antraktif, berlari kesana kemari, terlepas begitu saja dari segala jenis permasalahan duniawi, mengikuti irama waktu yang detik demi detik terus bergulir tanpa kita sadari. Mulai dari menjadi foto model dadakan dan menjadi objek jepretan kamera ponsel pribadi, berselfie ria, mengabadikan moment lewat video amatir, dan bersenda gurau tanpa ujung pangkalnya.

Entah apa yang ada di dalam benak masing-masing dari kami, yang jelas pagi itu sejenak kami lupa segala hal, kecuali Tuhan kami yang telah menciptakan segala keindahan, Jungwok berikut misteri di balik keindahannya..


Bersambung..
Comments
2 Comments

2 Komentar:

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^