Wednesday, June 8, 2016

Ramadan Kareem, 1437 H. #03 : Fanous Ramadan

Sejak awal-awal saya berada di Mesir hingga kini berada di tanah “pengasingan” ini, berulang kali tiap Ramadan tiba ada keinginan khusus membuat sebuah tulisan yang mengulas Fanous Ramadan yang menjadi tradisi masyarakat Mesir untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan. Beberapa kali pernah mencoba menulis namun berakhir di tengah jalan lalu terbengkalai dan teronggok tak jelas di salah satu folder komputer, akibat dari kemalasan yang kerap kali datang menjerat. Baiklah, hari ini saya sudah bertekad akan menulis dan mengulas tentang Kebudayaan Mesir yang berkenaan dengan bulan Ramadan, yaitu Fanous.

Nah, spesis jenis apakah Fanous itu? Fanous merupakan sebuah fenomena dan tradisi masyarakat Mesir yang konon merupakan kebudayaan asli dari Mesir. Fanous juga disebut-sebut sebagai kesenian Mesir yang banyak menarik perhatian para akademisi dan peneliti, sampai-sampai ada beberapa dari mereka yang berinisiatif mengadakan penelitian bekaitan dengan fenomena kemunculan, perkembangan, hingga hubungannya dengan bulan ramadan, bahkan sampai pada perkembangannya menjadi hiasan wajib di rumah-rumah penduduk Mesir tiap kali Ramadan tiba.


Fanous, pada dasarnya adalah sebuah lampu gantung dengan berbagai bentuk variasi, sekilas mungkin agak sedikit mirip dengan lampu tradisi Cina, Lampion, yang seringkali digantung ketika hari raya imlek dan perayaan hari-hari Cina lainnya. Namun lain Lampion, lain pula Fanous. Fanous jelas memiliki karakter dan keunikannya tersendiri. Kalau lampion biasanya dibuat dengan lapisan kertas, fanous lebih banyak dibuat dengan bahan aluminium dengan variasi bentuk yang berbeda-beda, mulai dari segi delapan, segi emapat, bahkan kadang juga berbentuk kerucut, dengan sedikit ornamen yang ke arab-araban.

Terkait dengan sejarah kemunculan Fanous di masyarakat Arab, khususnya Mesir. Terdapat beberapa riwayat yang mengisahkan terkait dengan kemunculan fanous itu sendiri. Pertama, dikisah bahwa ketika salah satu Khalifah Dinasti Fatimiyah yang memerintah mesir pada masanya, suatu ketika pada malam Ramadan sang Khaifah keluar ke jalanan untuk melihat keadaan sekitar kota Cairo. Dan turut serta bersamanya segerombolan anak-anak membawa lampu gantung yang kemudian disebut dengan Fanous sebagai penerang jalan sang Khalifah. Anak-anak tersebut membawa Fanous sambil bernyanyi sepanjang jalan mengiringi jalan Khalifah sebagai gambaran kebahagiaan menyambut datangnya bulan ramadan.

Riwayat kedua, dikisahkan juga bahwa suatu ketika salah satu Khalifah Dinasti Fatimiyah berkeinginan untuk meneranngi jalan-jalan yang ada di kota Cairo selama bulan Ramadan. untuk itu sang khalifah pun memerintahkan seluruh masyayikh yang ada di masjid-masjid pada masa itu untuk menggantungkan Fanous di masjid masing-masing sehingga tampaklah kota cairo yang indah dengan pernak pernik lampu Fanous jika dilihat dari ketinggian.

Lalu riwayat ketiga, dikisahkan bahwa pada masa Dinansti Fatimiyah memerintah mesir, saat itu para kaum perempuan tidak diperkenankan untuk keluar rumah kecuali pada bulan Ramadan. Maka ketika bulan Ramadan tiba dan para perempuan hendak keluar, terlebih dahulu mereka akan diringi oleh seorang penjaga yang membawa Fanous di bagian depan sebagai peringatan bagi para kaum adam bahwa akan ada segerombolan kaum hawa akan melintas di jalan. Dengan begitu kaum hawa pun akan dapat menikmati malam-malam Ramadan tanpa terlihat kaum adam yang bukan muhrimnya.

Kisah ke-empat, bercerita tentang Khalifah Al-Muiz Lidinillah ketika pertama kali memasuki kota Cairo, tercatat dalam  sejarah hal itu terjadi pada hari kelima bulan Ramadan Tahun 358 H. Konon pada saat kedatangan Al-Muiz Lidinillah segenap penduduk Mesir keluar menyambut kedatangan sang khalifah. Mulai dari kaum pria, wanita, dan anak-anak pun keluar dengan membawa Fanous untuk menyambut kedatangan sang khalifah, yang waktu itu kebetulan tiba pada malam hari. Sejak saat itulah konon Fanous menjadi lampu khas Ramadan di seantero Cairo, hingga seiring bergulirnya waktu berkembang menjadi tradisi yang kita kenal sekarang.

Yup! Demikian sekelumit kisah yang dapat saya rangkum dari berbagai sumber, terkait dengan sejarah yang melatar belakangi kemunculan fenomena Fanous di Bumi Kinanah. 

RAMADAN KAREEM..! ^,^


Semaki, 03 Ramadan 1437 H./08 Juni 2016 M.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^