Tuesday, June 7, 2016

Ramadan Kareem, 1437 H. #02 : Maidatur Rahman

Dua hari perburuan takjil yang gagal total. Yah, begitulah tagline yang tiba-tiba terlintas di benak ini setelah kejadian dua hari ini. Sejak sebelum dimulainya bulan puasa, beberapa hari lalu telah menyebar selebaran di group WA tentang takjil gratis yang disediakan beberapa masjid di kota ini. dan saya pun dengan matang sudah merencanakan untuk menghadiri pembagian takjil gratis tersebut. Hari pertama, gagal total! Disebabkan hujan yang tiba-tiba turun menjelang bedug magrib tiba. Dan saya terjebak di kampus hingga waktu shalat isya dan taraweh. Alhasil, saya pun harus mengikhlaskan diri hanya berbuka dengan segelas air dan baru biasa bersantap buka menjelang shalat isya dan taraweh tiba.

Hari kedua, yaitu hari ini saya berdoa semoga hujan tidak datang dengan tiba-tba seperti hari sebelumnya, dan doa saya sepertinya terkabulkan, karena hingga sore menjelang buka puasa hujan belum juga turun walau langit tampak sedikit mendung. Dan saya pun dengan seorang teman bersiap menuju masjid kampus kami yang konon sedang menyedikan takjil gratis bagi yang ikut kajian dan shalat Maghrib di sana. Kami pun bergegas berangkat, namun sayang ketika tiba di lokasi, Para Pemburu Takjil (PPT) yang lain rupanya sudah banyak yang mendahului kami, dan jumlahnya sungguh tak dapat dibayangkan. Halaman masjid yang biasanya sepi tiba-tiba menjadi lapangan parkir yang maha luas dengan manusia-manusia yang berarak seperti sekawanan merpati terbang memasuki pelataran Masjid. Terus terang saya pun psimis akan mendapatkan jatah, beberapa kawan lebih meilih undur diri mencari takjil di kawasan lain, karena menurut sebuah sumber jatah yang disediakan hanya sekitar 250 porsi, sementara yang datang sudah melebihi kuota yang ada. Seperti pasukan yang kalah perang, saya pun mundur pelan-pelan hingga batas aman, hingga akhirnya terpaksa berbuka puasa di pinggir jalan Haha..:D

Perburuan Takjil yang gagal total dalam dua hari ini mengingatkan saya pada “Maidatur Rahman” di Mesir. Di mesir ada yang namanya Maidatur Rahman, yaitu sebuah jamuan buka bersama yang biasanya dipersembahkan oleh takmir sebuah masjid, Para Dermawan, ataupun Muhsinin Mesir yang ingin bersadaqah lewat indahnya berbagi selama bulan Ramadan. Hal ini sudah menjadi tradisi di Mesir, ketika ramadan tiba dengan sendirinya di hampir semua masjid dapat dipastikan ada jamuan buka bersama ala Mesir ini, walau kadang hanya sebatas takjil berupa beberapa butir kurma dan minuman Tamr Hind ataupun Syubiya.

Maidaturrahman

Hampir seluruh masjid di mesir menyediakan Maidahtur Rahman bagi jamaahnya, dengan menu yang “Variatif non inovatif”. Saya menyebutnya Variatif non inofative karena menu antar masjid dengan masjid lainnya bisa saja berbeda, namun sudah dapat ditebak, kalau misalnya menunya daging kebanyakan daging di sana dimasak dengan cara direbus doang, sedangkan kalau misalnya ayam, biasanya kalau gak dibakar ya di rebus juga, yang sepertinya hanya dicemplungin garam dan bawang doank. Yah, begitulah cara masak kebanyakan orang-orang pribumi Mesir. Namun kalau soal ukuran jangan ditanya, bagi siapa yang datang ke jamuan ini perkepala sudah dapat dipastikan akan mendapatkan satu jatah nasi kotak dengan menu daging segede kepalan tangan orang dewasa, atau separoh ayam rebus ataupun panggang.

Suasana Maidaturrahman Di Mesir

Maidaturrahman merupakan tradisi yang sudah lama mengakar kuat di Mesir, sebagai refleksi dari perasaan indahnya berbagi. Setiap ramadan tiba para dermawan dengan ikhlas berlomba-lomba untuk berbagi kebaikan. Di jalan-jalan, di masjid, ataupun di kantor-kantor. Di pinggir jalan-jalan tertentu biasanya juga tersedia tenda yang khusus disediakan untuk para musafir, jadi jika seandainya sedang bepergian dan keburu magrib di jalan kita tinggal masuk saja, duduk, dan menunggu hidangan makanan dengan menu-menu ala Mesir. Bahkan, bukan hanya berupa makanan saja yang dibagi-bagikan oleh para dermawan Mesir selama bulan Ramadan. Santunan berbentuk uang tunai maupun sembako melimpah ruah dibagi-bagikan secara Cuma-Cuma di berbagai tempat, yang semuanya dilakukan atas dasar keikhlasan dan indahnya berbagi. Barakallahu Lak wabaraka alaik Ya Masr!

Mesir, dengan segala keunikannya telah berhasil membentuk memori khusus di dalam benak saya, dan hari ini pelan-pelan membuatku rindu untuk kembali menapakkan kaki lagi di tanahnya..

Selamat Berpuasa..


Semaki Kulon, 02 Ramadan 1437 H./07 juni 2016 M.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^