Monday, November 4, 2013

Ranah Djauhari

Tayaqqadu...! Tayaqqadu Ya Niyaam!“, Suara Muaállim bagian peribadatan terdengar begitu nyaring dari pengeras suara yang berada di puncak kubah Masjid, petanda bahwa sudah tiba waktunya para santri yang tengah terlelap dalam alam bawah sadarnya, harus merelakan sebagian mimpi indahnya terenggut begitu saja, termasuk saya yang sejak semalam menginap di Ranah Djauhari ini. Tempat di mana dulunya selama 6 tahun saya pernah diasah, diasuh, dan diasih.

Kebetulan saya menginap di kamar salah satu kawan yang kebetulan berada di bagian kanan Masjid, jadi cukup jelas suara Muallim tadi terdengar di telinga saya. Saya pun segera memicingkan mata, melihat jam digital di Android yang saya letakkan tidak jauh dari tempat tidur, jam 03:05. Ah, malam masih menyisakan senyap. Saya bangkit dari tempat pembaringan dan duduk sejenak mengumpulkan “ruh“ yang semalam berkeliaran entah kemana.

Udara dini hari menelusup masuk ke dalam kamar dan menerpa permukaan kulitku, dingin. Sementara dari luar kamar tempat saya menginap sudah terdengar riuh para santri yang sudah tiba di masjid dari Rayon (Asrama) masing-masing. Dengan langkah sedikit sempoyongan saya pun bergegas ke kamar mandi yang ada di sebelah kamar tempat saya menginap. Sudah lama saya tidak bangun sepagi ini, terasa berat rasanya melangkahkan kaki ke kamar mandi walaupun sebenarnya jarak antara kamar mandi dan kamar tidur begitu dekat.

Selesai mengambil wudhu dan berganti pakaian saya segera menuju bagian dalam masjid berbaur bersama para santri yang sebagian sedang melaksankan shalat tahajud berjamaah. Di tangga bagian selatan saya sempat melihat beberapa santri yang tengah duduk menelungkupkan wajah pada kedua lututnya, sebagian yang lain terlihat terantuk-antuk menahan kantuk yanng belum sepenuhnya hilang. Saya tersenyum melihat wajah-wajah lelah nan polos itu, mengingatkan saya pada masa-masa dimana saya juga pernah menjadi seperti mereka di Pesantren ini beberapa tahun silam.

Entah sudah berapa lama, barangkali 7 atau 8 tahun yang lalu terakhir kali saya meninggalkan tempat ini. Berbagai macam kenangan telah terpatri kuat di dalam benak ini. Selama enam tahun saya ditempa, menjalani rutinitas pendidikan selama 24 jam yang cukup melelahkan, hingga suka dan duka yang telah saya lewati membekas kuat hingga kini.

Ah, betapa waktu berlalu begitu cepat, dan tanpa terasa usia saya sudah semakin tidak muda lagi. Ah!


Ranah Djauhari, 04 November 2013 M.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^