Sunday, October 6, 2013

House Of Sampoerna

(06/10/´13) Menjelang siang, di hari minggu yang panas. Surabaya, pengabnya udara di kota ini pastinya sudah tak terkira, apa lagi sudah memasuki musim kemarau seperti sekarang-sekarang ini. Tapi itu semua tidak menyurutkan semangat saya untuk terus menarik pedal gas motor bebek yang saya kendarai, melaju dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan yang tidak sepenuhnya saya kenali. Surabaya. Yah, dalam beberapa bulan ini, panasnya kota ini sudah menjalin keakraban tersendiri dengan diri saya.

Siang ini rencananya saya akan mengunjungi salah satu tempat wisata yang ada di kota ini. House Of Sampoerna demikian nama tempat itu, yang keberadaanya sama sekali belum saya ketahui. Beruntung saya dipandu dua orang Tour Guide “cantik“ yang setia menemani perjalanan saya kali ini. Ha..hay! :D Jadi tugas saya hanya mengekor, mengikuti laju motor yang dikendarai dua orang guide jadi-jadian tadi. :P

House Of Sampoerna, merupakan sebuah komplek bangunan peninggalan kolonial belanda yang dibangun pada tahun 1862. Konon pada awalnya tempat ini adalah sebuah panti yang dikelolola oleh pemerintah Belanda pada masanya. namun kemudian pada tahun 1932, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal cina yang merupakan pendiri Perusahaan Sampoerna, mengambil alih kepemilikannya dan menjadikannya tempat tinggal sekaligus tempat produksi usaha rokok yang telah digelutinya. Hingga akhirnya perusahaannya menjadi sebesar sekarang.

Dibalik Angka 234

Kira-kira Jam 11 : 15, akhirnya kami pun sampai di lokasi taman sampoerna. Dan benar saja sebuah komplek perumahan dengan gaya arsitektur kolonial menyambut kedatangan kami. Areal rumah sampoerna ini terdiri dari tiga bagian, pertama bangunan utama yang difungsikan sebagai museum, rumah bagian timur yang berfungsi sebagai café, dan rumah bagian barat, yang konon menjadi tempat tinggal keluarga Sampoerna. 


Setelah memarkir motor kami masing-masing, saya dan dua teman yang menemani saya langsung menuju bangunan utama yang berfungsi sebagai museum. Bangunan utama ini sangat kental sekali arsitertur belandanya, sebuah bangunan megah yang bagian depannya ditopang empat pilar menyerupai batang rokok Dji Sam Soe, rokok yang menjadi produk andalan perusahaan ini.

Aroma harum tembakau segera memenuhi indera penciuman saya, ketika saya mulai memasuki bagian dalam Museum. Museum ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama dipenuhi berbagai macam koleksi benda-benda antik mulai dari koleksi pakaian para sesepuh sampoerna, mesin cetak kemasan rokok djisamsoe, sampai outlet . sedangkan lantai kedua lebih banyak didominasi oleh barang dagangan. Di lantai dua ini tersedia berbagai macam souvenir khas sampoerna yang bias dibeli. Mulai dari kaos, pin, keramik, dan batik.


Oh iya, pada bagaian depan setelah pintu masuk museum, terdapat sebuah kolam kecil yang berisi ikan Koi, dan katanya jumlah ikan-ikan yang ada di kolam tersebut adalah kelipatan 9. Tahu dech benar tidaknya, saya tidak sempet ngitung hehe, So, ada apa dengan angka 9? Konon sebagai keturunan Tionghoa kelauarga sampoerna memiliki kepercayaan kalau anggka sebilan adalah angka keberuntungan.  Itulah mengapa pada kemasan rokok Dji Sam Soe terdapat Bintang yang berjumlah 9 dan bertuliskan angka 234 yang kalau dijumlahkan juga akan mendapatkan hasil angka 9. Bahkan, konon plat nomor kendaraan opersional perusahaan jika angkanya dijumlahkan semuanya akan kembali ke angka 9. Yah, begitulah menurut beberapa sumber yang saya ketahui. Untuk lebih jelasnya silahkan tanyain pada Bapak Sampoerna ya.. ^,^

Gerbang Madu, 06 Oktober 2013 M.

NB :
Special thank untuk dua Guide cantik, Dina dan Titin yang telah rela berbosan ria seharian bersama saya.. ^_^

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^