Sunday, June 30, 2013

Kota Kenangan; Berlabuh (1-3)


(30/6/2013). Dan, akhirnya saya pun kembali berlabuh di kota ini. Jam digital di android kesayanganku sudah menunjukkan pukul 08:15. Kapal Ferry yang saya tumpangi dari pulau tempat tinggalku mulai merapat ke sisi kota yang menjadi tujuan perjalananku hari ini. Pelabuhan Ujung, begitu orang-orang di kampungku biasa menyebut tempat bersandarnya kapal yang saya tumpangi ini. 

Suasana pelabuhan hari ini tampak sedikit lengang, tidak lagi seperti 4 atau 5 tahunan yang lalu. Masih segar dalam ingatan saya pada akhir 2008 hingga awal 2009 lalu, pelabuhan ini masih menjadi satu-satunya jalur yang menghubungkan pulau tempat tinggalku dengan kota yang merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ini. Begitu padatnya aktifitas pelabuhan pada masa itu. Setiap harinya segala jenis kendaraan tumpah ruah memenuhi setiap kapal yang akan diberangkatkan.

Wednesday, June 26, 2013

Trapped In The Rain

Hari ini adalah hari ketiga saya berada di “Negeri Pelangi Tanpa Warna Hijau” ini. Negeri kelahiranku yang sudah 2 tahun saya tinggalkan, terhitung sejak kepulangan terakhir saya dua tahun lalu. Dan selama tiga hari ini saya lebih banyak di rumah, tidak banyak melakukan aktivitas berarti selain makan, minum, dan molor di kamar hingga siang hari. 

Oh iya, siang tadi saya sempat terjebak hujan di jalanan ketika mengantar kakak ipar saya yang akan bepergian ke Ibu kota. Beruntung kami menemukan sebuah Gardu di pinggir jalan, jadi kami berteduh di situ cukup lama menanti hujan reda. Hujan turun cukup lebat, membasahi segenap jalanan dan pepohonan di sekitar tempat kami berteduh. Hujan ini adalah hujan pertama yang saya jumpai selama kepulangan saya kali ini. Dan tampaknya akan banyak lagi hujan-hujan berikutnya yang akan saya temui di tanah ini. 

I love to be trapped in the rain like this moment..;)

Gerbang Madu, 26 Juni 2013 M.

Tuesday, June 25, 2013

Welcome Home!


Di luar masih gelap, Matahari masih belum menampakkan batang hidungnya ketika Ibu membangunkan saya untuk shalat subuh pagi ini. sudah dari tadi rupanya Adzan subuh berkumandang, bahkan dari beberapa surau terdekat sudah ada yang mengumandangkan ikamah. Saya menggeliat, mengumpulkan segenap memori yang sempat tercecer dalam alam bawah sadar saya sejak semalam. Dan saya baru sadar kalau saya sekarang sudah tidak berada di negerinya Kinanah lagi. Yah, saya sekarang sudah berada di negeri yang lain, yang tak lain adalah negeriku sendiri.

Tuesday, June 11, 2013

Tub el-Ramli, 11 Juni 2013 M.

Melalui lolongan anjing,
lampu-lampu kota yang masih menyala terang,
dan dengkur keras manusia-manusia lelah setelah seharian tak berhenti berjuang,
Untuk ke sekian kalinya aku ingin mendeskripsikan malam
Sebab sejatinya aku tak mampu menangkap isyarat
dan mengungkapkannya dalam jelmaan sajak
Hanya diam, itu bahasa terakhir yang dapat aku torehkan
Selebihnya hanya suara bising mendengung mengerikan

Malam, pada detik ini aku kembali menemukanmu dalam diam
Dan kini tiba waktunya mataku mengatup pelan
Esok semoga memungkinkan kita untuk bertemu kembali

Tub el-Ramli, 11 Juni 2013 M.

Sunday, June 9, 2013

Demi Waktu

Tak kah kau mengerti, Purnama?

Kita memang selalu bergerak dinamis seiring bergulirnya waktu, seiring ritmik hujan yang merebahkan diri di punggung bumi, mendekapnya erat seperti sepasang kekasih yang baru melaksanakan ikrar penghalalan diri.

Namun ritmik hujan, Pelangi, bahkan badai, barangkali sudah tak diperlukan lagi untuk mengungkap satu tanda dari sekian banyak tanda keagungan Tuhan. Saat ini, kau hanya perlu percaya bahwa waktu bisa menelanmu mentah-mentah tanpa mengunyahmu sedikitpun. 

Demi Waktu; Tuhanmu pun tak lupa bertitah. Dan kamu tak perlu menunggu bumi berhenti berputar jika hanya ingin terus terjerumus dalam kerugian.

Nasr City, 09 Juni 2013 M

Saturday, June 1, 2013

Sebuah Kisah Klasik


Mam, kamu gak hadir ke reuni?“, Tanya salah satu kawan lama ketika tanpa sengaja saya membuka fitur Chat facebook kemaren sore. Saya sebenarnya sangat amat jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah membuka chat di FB, oleh karena itu lewat akun-akun kawan-kawanku saya lebih sering terlihat Ofline. Nah, Kemaren ini tanpa sengaja saya buka dan tiba-tiba saja mendapat sapaan dari salah satu kawan seangkatanku di pesantren dulu, menanyakan tentang reuni.