Tuesday, April 2, 2013

Java Heat, Film Bocor


Di tengah maraknya film-film horor Indonesia yang bermodus esek-esek akhir-akhir ini, tak dapat dipungkiri di lain sisi dunia perfilman Indonesia juga mulai melek dari tidur yang teramat panjang selama ini. Hal ini dapat dilihat dengan mulai merebaknya sutradara-sutradara barat yang mulai melirik Indonesia sebagai sasaran pembuatan film-Film berkualitas dan berkelas ala Hollywood, Amerika. Seperti The Raid Redamptation misalnya, yang beberapa waktu lalu sempat booming dan tayang di negeri Paman Sam itu. 

Nah, beberapa minggu ini muncul Film Java Heat, sebuah film kolosal garapan sineas ternama barat, Conor Allyn, yang mengambil lokasi syuting di Indonesia. Film ini dibintangi artis-artis Indonesia dan juga melibatkan dua artis Hollywood ternama, Kellan Lutz dan Mickey Rourke. (Kellan Lutz adalah artis Hollywood yang berperan sebagai Emmet Cullen dalam Film Twilight, sedangkan Mickey Rourke adalah tokoh antagonis yang berperan sebagai Ivan Vanco dalam film IRON MAN 2)

Plot film ini bermula dari sebuah ledakan Bom bunuh diri di sebuah pesta keraton  Jogjakarta dan raibnya sang putri keraton, Diana (Atiqah Hasiholan). Pada awalnya Diana ditengarai tewas dalam ledakan tersebut karena setelah terjadinya peledakan ditemukan sebuah tubuh perempuan tak dikenal yang ditengarai sebagai Diana.
Jak Travers (Kellan Lutz) seorang Asisten Dosen dari Amerika yang sedang mengadakan studi tentang Sejarah Seni Asia Tenggara ditangkap aparat kepolisian karena sebelum terjadinya ledakan sempat terekam kamera CCTV sedang berbicara dengan Putri Diana. Saat pengintrograsian inilah Jake bertemu dengan Letnan Hashim (Ario Bayu), pimpinan Densus 88 yang bertugas menginvestigasi ledakan bom yang terjadi di Keraton.

Intrik dan konflik semakin komplek  saat belakangan terungkap bahwa Jake sebenarnya adalah seorang angkatan laut Amerika yang sedang dalam pelarian dari kesatuannya untuk mengejar pembunuh saudaranya, yang belakangan juga diketahui bahwa pembunuhnya adalah Malik (Mickey Rourke), orang yang juga menjadi dalang di balik peristiwa pengeboman dan penculikan Putri Keraton Diana. 

“Enough! Haven´t you gotten enough people killed? Americans. Always you are telling, never listening. Always fighting, never hearing”.
Sebelumnya juga sempat terjadi ketegangan antara Jake dan Letnan Hashim, sebab letnan Hashim mengira Jake adalah mata-mata Amerika di Indonesia, bahkan dalam salah satu adegan Letnan Hashim sempat melontarkan kata-kata pedas pada Jake, “Enough! Haven´t you gotten enough people killed? Americans. Always you are telling, never listening. Always fighting, never hearing”. (Cukup! Apa tak cukup banyak orang yang terbunuh? Orang Amerika, kamu selalu banyak bicara, tapi tak pernah menyimak. Selalu berkelahi, tapi tak pernah mendengar). Namun pada ahirnya mereka bekerja sama untuk mengungkap peculikan Putri Diana, dan juga keluarga Letnan Hashim yang kemudian ikut menjadi korban penculikan. 
 


Selain ke-empat karakter di atas, ada juga karakter Ahmed (Mike Muliadro), seorang Islam garis keras yang bekerja sama dengan Malik. Barangkali karakter Ahmed inilah yang bagi sebagian orang dianggap menjelek-jelekkan Islam, tapi menurut saya tidak sepenuhnya seperti itu. Ahmed sebenarnya hanyalah karakter yang terjebak dalam tipu daya Malik yang kemudian diperalat untuk melancarkan kejahatannya. 

Secara keseluruhan bagi saya film ini cukup keren, sebab walau film ini merupakan garapan sutradara barat tapi kekentalan budaya Indonesia masih terlihat dominan, seperti penjelasan tentang budaya salaman, Batik, dan tradisi keraton, semuanya dikemas dengan cukup menarik. 

Dari segi pengambilan gambar, dalam hal ini para sineas Hollywood memang sudah tidak diragukan lagi, sangat ketara sekali jika dibandingkan dengan film-film produksi Indonesia yang bagi saya masih terlihat terlalu biasa saja. Namun film ini sepertinya cukup mampu mengeksplor keindahan alam Indonesia. Hal ini barangkali dikarenakan, selain memang sudah ditangani kru yang professional, mungkin juga karena didukung oleh peralatan yang lebih canggih.

usut punya usut ternyata film in telah bocor ke publik sebelum tanggal  rilistnya. Java Heat baru akan dirilis pada 18 April mendatang serentak di seluruh Bioskop Indonesia, namun menurut beberapa sumber film ini sudah beredar di Dunia Maya sejak senin 11 Maret 2013 lalu. Di beberapa situs bahkan lengkap dengan link dimana bisa mendonload filmnya. (Termasuk File yang saya tonton semalam adalah film hasil bocoran itu).

Nah, sekarang yang menjadi PR bagi dunia perfilm-an Indonesia adalah, jangan sampai dengan maraknya sutradara-sutradara barat yang mulai melirik Indonesia ini menjadikan Indonesia hanya menjadi “pembantu” di rumah sendiri. Ke depannya mungkin kita harus lebih mandiri, kalau memang tidak bisa menjadi Tuan Rumah bagi orang lain, paling tidak kita harus menjadi Tuan Rumah di Negeri kita sendiri. Maju terus perfilm-an Indonesia!

Nasr City, 2 April 2013 M.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^