Thursday, May 19, 2011

"Mengapa Tanpa Lilin?"

Untuk menampung tulisan-tulisan pendek yang biasa aku tulis di Note FB, beberapa waktu lalu akhirnya aku membuat blog baru dengan nama “Sin Cera“, yang beralamatkan di (http://www.iib-ibrims.blogspot.com). Blog ini memuat tulisan-tulisan pendek berbentuk sajak atau ungkapan- ungkapan kecil yang kadang tiba-tiba melintas disudut pikirku. Atau kadang aku juga menulis kutipan-kutipan kecil dari buku-buku bacaan ataupun artikel yang kubaca dan menurutku itu menarik.

Sebenarnya secara garis besar tema utama yang ada dalam Blog Sin Cera sama saja dengan blog ini, masih seputar kehidupanku, realitas sosial, fenomena alam yang kujumpai di sekelilingku, dan tentunya tak ketinggalan juga tentang C.I.N.T.A. (^_^). Hanya saja aku menuliskannya dalam bentuk tulisan singkat yang kadang sedikit sulit untuk dimengerti orang lain.


Pada awalnya aku bingung, mau dikasih nama apa blog baruku itu, setelah beberapa saat berpikir akhirnya aku baru ingat kalau beberapa hari sebelum membuat blog itu, aku baru saja menghatamkan Digital Fortress-nya Dan Brown. Dari sinilah aku menemukan kata-kata “Sin Cera“ dan kujadikan sebagai nama blog baruku.

Lalu beberapa hari kemudian salah satu sahabat bloggerku bertanya :

“Mengapa tanpa lilin?“
“Emangnya artinya apaan? “Gelap-gelapan“? Atau “tanpa pasangan“?“

He.. rupanya sahabatku itu penasaran dengan kata-kata “Tanpa Lilin“ yang biasa aku tulis untuk mengakhiri tulisan yang kuposting di Blog Sin Cera. Lantas, apa hubungannya Sin Cera dengan Tanpa Lilin? Ada perselingkuhankah diantara mereka? Oh, tidak kawan. Mereka lebih dari itu, karena pada dasarnya antara Sin Cera dan Tanpa Lilin adalah satu jiwa, satu arti, dan satu kalimat, namun dalam bahasa yang berbeda.

Okey..!, akan kujelaskan padamu, yang jelas bukan karena “gelap-gelapan” ataupun “tanpa pasangan”, ini lebih manis dari semua itu kawan. Awalnya aku tidak begitu tertarik untuk menulis tentang ini di sini, karena aku lihat pada beberapa blog tetangga sudah banyak yang menuliskannya, tapi karena permintaan dari sahabatku, akhirnya semangatku timbul untuk menulis tentang hal ini.

Sebenarnya sederhana saja maksud dari kata-kata, “Tanpa Lilin“. Ok! kita mulai dari sejarahnya ya, di salah satu halaman buku Digital Fotress (Benteng Digital) karya Dan Brown, dijelaskan bahwa dahulu kala selama zaman renaisance, para pematung spanyol yang membuat kesalahan saat memahat marmer mahal biasanya menambal bagian yang sompal dengan “Cera“ yang dalam bahasa indonesia berarti “Lilin“. Nah, sebuah patung yang tidak bercela dan tidak membutuhkan tambalan biasa disebut sebagai sebuah “Patung Sin Cera“, atau “Patung Tanpa Lilin“. Frase itu akhirnya berubah arti menjadi jujur atau benar, dan diadopsi ke dalam bahasa inggris “Sincere“ yang artinya “tulus“. kata “Sincere” berasal dari bahasa Spanyol “Sin Cera”, “Tanpa Lilin“. Oleh karena itu, kini sering kali kita jumpai di akhir sebuah surat sang pengirim biasanya menuliskan “Your Sincerely” atau “Sincerely”. Dengan tulus.. Dengan sungguh-sungguh..

Nah, Dari sinilah aku tertarik untuk memakai kata-kata “Tanpa Lilin” untuk mengakhiri setiap tulisanku , sekaligus menamai blog baruku dengan “Sin Cera”, karena aku begitu menyukai makna dibalik nama itu. Pada awalnya aku ingin menamai Blog baruku dengan nama “Tanpa Lilin“. Tapi setelah aku coba search di Om Google ternyata sudah banyak Blog berkeliaran dengan nama itu. So that why, akhirnya kupilih bahasa spanyol-nya saja sebagai judul Blogku “Sin cera“. Begitulah “tanpa Lilin”, dua kata yang (bagiku) begitu manis untuk kita renungkan.

Karena untukmu, untuknya, dan untuk mereka, kutulis semua yang ada disini “tanpa lilin”, seperti halnya persahabatan kita yang telah kita rajut “Tanpa Lilin”. ^_^

Salam Tanpa Lilin,
Nasr City, 20 Mei 2011 M.
Comments
3 Comments

3 Komentar:

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^