Monday, September 20, 2010

Bergerak, atau Diam Tergilas

Ujian term kedua telah lama usai. Libur musim panas pun tiba. Kini kegiatan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kembali menggeliat. Serempak terlihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi yang berada di bawah naungan PPMI. Seperti kekeluargaan, lintas almamter, lintas kajian, dan lainnya.

Hampir dua bulan Masisir berkutat dengan diktat. Mau tak mau, otak pun dibuat lelah karenanya. Bagaimana tidak, dua bulan konsentrasi mereka tercurah pada ujian penentu kenaikan tingkat ini. Untuk itu, tentunya diperlukan rehat untuk menyegarkan sel-sel otak yang lelah.

”Musuh terbesar manusia adalah zona nyaman”, begitu sebuah pepatah berbunyi. Masisir, dengan alasan me-refresh otak yang lelah, banyak terperangkap dalam “zona nyaman”. Mereka terlena dengan waktu kosong yang terbuang percuma. Terbuai oleh dekap hiruk pikuk keindahan kota Kairo. Tak jarang kita jumpai, mereka yang hanya berleha-leha di dalam kamar, sambil asik mantengin komputer dengan window facebook terpampang pada layar desktopnya. Sungguh ironis memang, tapi itulah kenyataan.

Tapi, disamping itu tak sedikit yang bergerak aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Sebut saja, Kajian, rekreasi atau pun kegiatan lainnya. Pasca ujian term ke-dua banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh organaisasi di lingkungan Masisir.


Musim panas adalah musim rekreasi, selebaran ajakan rihlah atau rekresi pun bertebaran. Panitia penyelenggara menawarkan jasanya dengan beragam fasilitas. Ada yang menawarkan rihlah murah meriah, tempat yang jarang dikunjungi atau dengan sajian acara yang mempesona. Semua itu mereka lakukan untuk menarik minat peserta. “Summer Tour Murah Meriah, Matrouh, Ageeba, Siwa”, “Bakar Jagung di Matrouh ” atau “Wisata sejarah ke Bukit Sinai” begitu bunyi pamflet yang sempat tersebar ke flat tempat tinggalku.

Rekreasi pada libur musim panas adalah kegiatan marak dilakukan oleh Masisir. Bahkan, bisa dibilang sudah mentradisi. Summer Tour, begitu biasa mereka menyebutnya. Untuk menghilangkan rasa jenuh sehabis ujian, mereka mencari lokasi strategis yang berada di luar kota Kairo. Misalnya ke Matrouh dan Ageeba, salah satu kota bagian, kurang lebih 524 km sebelah barat Kairo. Di sana, tak hanya pesona indahnya Laut Mediterania dengan pasir putih yang halus, tapi juga sarat dengan sejarah. Sebut saja el-Alamein, sebuah kota saksi bisu pasca Perang Dunia ke-dua. Begitu juga Ageeba dan Cleopatra Beach, keduanya adalah peninggalan romantisme Cleopatra dan Mark Antonio.

Bukit Sinai juga tak kalah menarik. Di sinilah Musa As. menerima Ten Commandments dan merupakan tempat suci bagi tiga agama samawi. Apalagi ditambah dengan berenang di pantai Sharm el-Sheikh atau Dahab. Sharm dan Dahab terkenal dengan pesona pantai bawah lautnya yang menawan dikelilingi oleh bukit batu yang menambah cantiknya suasana. Sharm juga sering disebut-sebut sebagai pantai kuta-nya Mesir. Menarik bukan?

Ikut rekreasi di Mesir tak sulit. Dengan berjibunnya organisasi, mereka mengadakan rekreasi dengan tujuan yang berbeda. Kita hanya butuh kocek saja, tak perlu mikir program dan fasilitas. Karena para penyelengara sudah menyiapkan segalanya. Bus nyaman berpendingin suhu, rentetan acara yang tertata dan tentunya konsumsi yang juga tak mengecewakan. Apalagi, ditambah dengan surprize dari panitia berupa kuis dan lomba. Aha, sungguh indah dunia!

Itu rekreasi luar kota, bagaimana dengan rekreasi di Kairo?

Rekreasi luar kota memang menggiurkan. Tapi, rekreasi luar kota juga bikin air liur memburai. Apa pasal? Bagi yang punya ‘cadangan devisa’ pas-pasan, tentu harus berpikir ulang untuk merogoh kocek lebih dalam.

Bukan mahasiswa namanya kalo mati akal. Apalagi Masisir yang terkenal jago bikin program. Finansial tak akan pernah menyurutkan hasrat mereka untuk mengisi liburan. Ngupret atau ngumpreng adalah solusi terbaik. Ngupret adalah bagian dari kebiasaan para pecinta traveling tempat-tempat bersejarah yang ada di sekitar kota Kairo.

Budaya ngupret kini sudah mulai menjamur di Masisir. Disamping karena biayanya sangat terjangkau, kebersamaannya juga lebih terasa. Dengan ngupret, kita juga dapat menggali lebih dalam beberapa peninggalan sejarah dan peradaban masa lalu yag sering kali luput dari perhatian.

Bermodal kamera butut dan uang beberapa poun. Kita bisa berpetualang menjelajahi kota-kota tua dan beberapa tempat bersejarah di bilangan Old Cairo, Bab el-Futuh, Bab el-Zuwaila, Benteng Shalahuddin bahkan peninggala sebelum Islam. Tak terhitung tempat-tempat bersejarah lain di Kairo yang dapat dijangkau dengan Bus Umum.

Bagi pecinta seni, Opera House, Bait Suhaimi atau Wikalah Alghouri biasanya menjadi tempat tujuan mereka untuk mencari hiburan pada liburan musim panas, tentu mereka prioritaskan pertunjukan yang gratis. Opera house adalah sebuah kawasan gedung kesenian milik pemerintah Mesir, yang tidak pernah sepi dari pertunjukan-pertunjukan seni dan budaya dari dalam maupun luar negeri. Bahkan, ada juga Masisir yang menampilkan karya seni dan budaya Indonesia di Opera House, atas prakarsa KBRI Kairo.

Kini, Liburan musim panas telah lama bergulir, bahkan natijah pun ‘mejeng’ di dinding kampus. Sementara telah banyak waktu senggang terbuang percuma. Pepatah Arab menyebut waktu sebagai sebilah pedang, jika kita tak lihai menggunakannya maka ia akan membunuh kita. Pilihan ada dalam genggaman, berani keluar dari zona nyaman dengan berpikir out of the box, atau diam tergilas?

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^